Tuesday 11 November 2014

TERI DAN HIU


Maki kotor dari setelan nafas yang menggagukan
Bualan keruh mulut alus yang memilukan
Tiada pantas kuluar dari lisan seorang agamawan
Sangar perangainya, kerdil moralnya
Congkak memerintah bak tuan
Berujar seenak pusar
Menuai keji tapi terhirupnya sekar
Menjilat tapi merasanya menebar
Berendas besar buat insan kecil tepar
Tak mau tahu, perintah dan beres hanya berdampingan
Aku satu, tapi harus dengan enam tangan
Angkuh!
Tiada sudi melihat kejaran waktu sang babu sahaya menggilir
Egois!
Matanya buta melebihi aku yang rabun senja
Bengis!
Tega melakukan budaknya bak kusir yang tak tau jasa kuda
Tuhan.. selamanyakah yang diatas itu berhak segalanya?
Mencaci, memaki, menghina, mencela, bahkan meraja
Sungguh, menguap panaskan otak lekang para manusia kecil tak punya nyali
Menusuk kerongkongan para hati bak tersedak tanduk besi
Sudah nasib aku mengira
Jelata kecil memang harusnya menerima
Banyak memungut, sedikit memilah
Sedikit memihak, banyak serah
Allah.. engkau pasti lebih mengerti dari apa yang aku rasakan saat ini
Apakah akan engkau sepadankan balasan yang baik atas diriku?
Ataukau kesadaran darinya untuk senantiasa merasa sama-sama manusia.

No comments: